CIREBON, mediatransparancy.id – Sejak bulan Oktober 2022, kami menuntut pembayaran hasil panen lebah kepada PT MBM. Karena sampai Januari 2023 ini belum ada pembayaran hasil panen, sehingga kami mengalami kerugian hingga ratusan miliar rupiah.

Hal tersebut disampaikan Ketua Perkumpulan Peternak Lebah Klanceng Nasional Indonesia Cabang Cirebon, H. Amad, saat menggelar konferensi pers di salah satu tempat di kota Cirebon, Rabu (17/01/2023).

H. Amad menambahkan bahwa sebelumnya beberapa kali dirinya bersama ribuan peternak lebah yang tergabung dalam perkumpulan ini sudah meminta jajaran direksi PT MBM (Mahakarya Berkah Madani) yang berkantor di Jalan Pemuda Raya Komplek Sapphire Boulevard No.08, Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon untuk duduk bersama membicarakan terkait hasil panen kami yang belum dibayarkan.

“Hingga hari ini, mereka (PT MBM) menghilang tak ada kabar. Akhirnya berdasarkan kesepakatan dari ribuan peternak yang tergabung, kami membuat laporan pengaduan masyarakat atas dugaan tindak pidana Penipuan dan Penggelapan ke Polres Cirebon Kota,” lanjut H. Amad.

Masih kata H. Amad, PT MBM beralasan terlambatnya pembayaran lantaran adanya masalah IT di perusahaan tersebut, sehingga menghambat pengiputan data. Tidak hanya di Cirebon, pelaporan juga dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Banten, Riau, Cikarang.

Peternak Lebah di wilayah 3 Cirebon yang terdiri dari Kota/Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan dan beberapa daerah sekitarnya tercatat ada sekitar 4.035 peternak dengan ratusan ribu stup (kotak tempat hasil madu) yang belum dibayarkan hasil panennya tersebut membuat para peternak merugi hingga miliaran rupiah.